Bahasa yang aktif digunakan oleh masyarakat pasti berkembang atau berubah. Perubahan yang terjadi dapat mencakup perkembangan sistem, pola, atau kosakata-nya. Bahkan, makna (arti) kata-katanya pun dapat berubah. Bentuk perubahan makna itu dapat berupa perluasan, penyempitan, peninggian, perendahan, pertukaran tanggapan, atau persamaan sifat.
Perluasan Makna
Perluasan makna disebut juga generalisasi. Perluasan makna, yaitu perubahan makna kata yang semula cakupan maknanya lebih sempit dari sekarang. Artinya, penggunaan kata pada saat sekarang lebih luas. Berikut kata-kata yang meluas maknanya.
Penyempitan Makna
Penyempitan makna kerap disebut spesialisasi. Penyempitan makna ialah perubahan makna kata yang semula cakupan maknanya luas kini menjadi lebih sempit. Beberapa bentuk penyempitan makna, yakni sebagai berikut.
Ameliorasi
Ernawati Waridah (2008: 303) menjelaskan kata ameliorasi berasal dari bahasa Latin melor yang artinya ‘lebih baik’. Jadi, ameliorasi adalah perubahan makna kata yang menempatkan arti baru lebih tinggi (baik) dari makna asalnya. Berdasarkan pengertian tersebut, makna baru yang muncul tidak berbeda dengan makna asalnya. Bentuk-bentuk ameliorasi, yakni sebagai berikut.
Peyorasi
Ernawati Waridah (2008: 304) menyebutkan kata peyorasi berasal dari bahasa Latin pejor yang artinya ‘jelek’. Istilah tersebut kebalikan dari ameliorasi. Jadi, peyorasi merupakan perubahan makna yang menjadikan arti baru bernilai lebih rendah (jelek) dari makna asalnya. Sejalan dengan pengertian itu, makna baru yang muncul juga tidak berbeda dengan makna asal layaknya ameliorasi. Contoh peyorasi, antara lain sebagai berikut.
Berdasarkan penjelasan tersebut, ameliorasi dan peyorasi berkaitan erat dengan sopan santun yang dituntut dalam masyarakat bahasa. Ada kata-kata yang boleh diucapkan secara terang-terangan. Ada pula kata-kata yang harus disembunyikan. Oleh karena itu, ameliorasi dan peyorasi saling berhubungan. Berikut wujud hubungan yang dimaksud.
Asosiasi
Asosiasi adalah perubahan makna yang terjadi akibat persamaan sifat, keadaan, atau ciri-ciri antara makna lama dan makna baru. Asosiasi dapat pula dikatakan sebagai tautan dalam ingatan pada orang lain atau benda. Bentuk-bentuk asosiasi, antara lain sebagai berikut.
Sinestesia
Sinestesia merupakan perubahan makna yang berhubungan dengan alat indra manusia. Tiap-tiap alat indra manusia hakikatnya mempunyai fungsi masing-masing untuk menangkap semua hal yang terjadi. Hal-hal yang berkaitan dengan rasa manis, asin, atau pahit ditangkap dengan indra pengecap, yakni lidah. Hal-hal yang berkenaan dengan bunyi ditangkap melalui indra pendengar berupa telinga. Sementara itu, hal-hal terang dan gelap dapat ditangkap menggunakan indra penglihatan berupa mata.
Pemakaian alat indra tersebut kerap dipertukarkan terkait dengan perkembangan penggunaan bahasa. Sebagai contoh, rasa pedas seharusnya ditangkap oleh indra pengecap. Akan tetapi, gejala itu sering ditangkap oleh indra pendengar dalam penggunaan bahasa. Hal itu tercermin dari ujaran kata-katanya sangat pedas. Sebaliknya, kata manis yang sewajarnya ditangkap indra pengecap justru ditangkap dengan indra penglihatan. Hal itu terjadi dalam ujaran aksinya sangat manis.
Bentuk-bentuk pertukaran yang telah dijabarkan itulah yang dikatakan sebagai sinestesia. Jadi, sinestesia adalah perubahan makna yang terjadi sebagai akibat pertukaran tanggapan dua indra yang berbeda. Contoh-contoh sinestesia lainnya, antara lain sebagai berikut.
- Suaranya berat sekali. (indra pendengaran, indra perasa)
- Perangainya memang lembut. (indra penglihatan, indra perasa)
- Ia tampak manis saat memakai topi itu. (indra penglihatan, indra pengecap)
- Pengalaman pahit sudah dia lalui dengan sabar. (indra perasa, indra pengecap)
Mohon dikoreksi jika ada kesalahan. Terima kasih.
Daftar Pustaka
Alwi, Hasan dan Dendy Sugono (Ed.). 2002. Telaah Bahasa dan Sastra. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Sugono, Dendy. 2008. Buku Praktis Bahasa Indonesia. Jilid 2. Edisi Kelima. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Sugono, Dendy. 2009. Mahir Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Waridah, Ernawati. 2008. EYD dan Seputar Kebahasa-Indonesiaan. Jakarta: Kawan Pustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar