Selasa, 07 Januari 2020

Dasar-Dasar Kalimat (2)

Pelengkap dan Keterangan dalam Kalimat

1. Pelengkap
Pelengkap merupakan unsur kalimat yang berfungsi melengkapi informasi, mengkhususkan objek, dan melengkapi struktur kalimat. Sama halnya dengan objek, pelengkap juga berada setelah unsur predikat. Oleh sebab itu, pembaca kerap dibingungkan antara objek dan pelengkap. Padahal, kalimat berobjek atau berpelengkap sebetulnya tidak sulit untuk dibedakan. Berikut uraian untuk mengetahui perbedaan kalimat berobjek atau berpelengkap.

Kalimat (1) dikatakan sebagai kalimat berobjek, sedangkan kalimat (2) disebut kalimat berpelengkap. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan pemasifan. Berikut bentuk pemasifannya.

Berdasarkan penjelasan tersebut, objek halaman pada kalimat (1) dapat menduduki fungsi subjek ketika dipasifkan. Sementara itu, orang asli pada kalimat (2) tidak dapat diubah posisinya menjadi subjek. Jika hal itu dipaksakan maka kalimatnya tidak berterima. Dengan demikian, pelengkap adalah unsur yang tidak dapat dipasifkan. Hal ini berbeda dengan objek yang dapat selalu dipasifkan. Di sinilah letak perbedaan mendasar antara objek dan pelengkap. 

Ciri-ciri pelengkap
- Bukan unsur utama, tetapi kalimat tidak akan jelas dan tidak lengkap informasinya tanpa pelengkap.
- Terletak di belakang predikat yang bukan kata kerja transitif, misalnya sebagai berikut.



2. Keterangan
Keterangan adalah unsur yang berfungsi menerangkan keseluruhan unsur dalam kalimat. Keterangan memiliki mobilitas (pergerakan yang tinggi) dalam kalimat. Artinya, keterangan dapat diletakkan hampir di mana saja. Namun, ada beberapa jenis kalimat yang mengharuskan posisi tertentu untuk keterangan. Keterangan pada umumnya juga dapat dihilangkan tanpa membuat kalimat sumbang. Berikut beberapa contohnya.


Fungsi keterangan pada contoh tersebut ditempati kata kemarin. Kata kemarin dapat dipindahkan ke depan dan ke tengah tanpa mengubah makna. Namun, keterangan tidak pernah dapat ditempatkan di antara predikat dan objek. Pernyataan itu dibuktikan dengan kalimat berikut.

Kalimat di atas tidak berterima dan tidak bermakna karena menyalahi ketatabahasaan. Jadi, keterangan memang bermobilitas tinggi, tetapi memiliki batasan. Tidak semua posisi dapat ditempati keterangan. Ada posisi yang tidak dapat ditempati, yaitu di antara predikat dan objek.
Keterangan pada dasarnya berfungsi memberikan informasi tambahan tentang bagian kalimat yang lain. Karena hanya bersifat ‘tambahan’, keterangan dapat dihilangkan tanpa menghilangkan inti kalimat. Akan tetapi, adakalanya keterangan wajib hadir dalam kalimat tertentu. Berikut contohnya.


Keterangan pada kalimat (1), yakni di dapur dapat dihilangkan. Apabila frasa itu dihilangkan, kalimat (1) tetap berterima. Sebaliknya, keterangan pada kalimat (2) tidak dapat dihilangkan karena tipe predikatnya memerlukan kata depan (dari). Dengan kata lain, keterangan wajib hadir dalam kalimat-kalimat yang predikatnya harus menyertakan keterangan. Umumnya kalimat seperti itu memiliki predikat berupa kata tinggal, terbuat, berasal, atau bertemu.

Ciri-ciri keterangan
- Bukan unsur utama kalimat.
- Keberadaannya bersifat manasuka, bisa awal, tengah, atau akhir kalimat.
- Umumnya didahului oleh kata depan di, ke, dari, ketika, dan tentang.


Daftar Pustaka

Alwi, Hasan dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Sugono, Dendy. 2008. Buku Praktis Bahasa Indonesia. Jilid 2. Edisi Kelima. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Sugono, Dendy. 2009. Mahir Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Siklus Air

Proses Siklus Air Siklus air adalah perputaran air secara terus-menerus dari bumi ke atmosfer dan kembali ke bumi. Siklus air terjadi melalu...